SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) HALUSINASI
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
HALUSINASI
Disusun Oleh :
DIII KEPERAWATAN
2011
SATUAN ACARA PENYULUHAN
I.
Topik : Halusinasi
Sub topik : Perawatan pada
pasien dengan halusinasi
II.
Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Rabu, 30 Maret
2011
Waktu : 09.00 s/d selesai
Tempat : Poliklinik Jiwa
III.
Sasaran : Pasien dan keluarga dengan anggota keluarga menderita perilaku halusinasi
IV.
Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah
menerima pendidikan kesehatan diharapkan keluarga dapat melakukan perawatan
pada anggota keluarganya dengan masalah halusinasi.
2. Tujuan Khusus
Setelah menerima
pendidikan kesehatan tentang halusinasi selama 1 x 15 menit, diharapkan para
pasien dan keluarga mampu :
a. Menjelaskan pengertian dari halusinasi
b. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi
halusinasi
c. Menjelaskan tanda dan gejala dari
halusinasi
d. Menjelaskan penatalaksanaan dari
halusinasi
V.
Pokok Materi
Terlampir
VI.
Kegiatan Pembelajaran
No
|
Tahap
|
Kegiatan
|
Waktu
|
Respon yang diharapkan
|
1
![]() ![]() |
Pre Interaksi
Interaksi
Terminasi
|
Ø
Salam pembuka
Ø
Perkenalan perawat
Ø
Penyampaian tujuan pendidikan
kesehatan
Ø
Melakukan kontrak waktu
Ø
Menyampaikan apersepsi
Ø
Menjelaskan isi dari materi :
Ø
Mempersilahkan pasien dan keluarga
untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami
Ø
Mendiskusikan dengan pasien dan
keluarga
Ø
Menjelaskan yang belum dipahami
Ø
Melakukan evaluasi pelaksanaan
penkes
Ø
Menyampaikan kesimpulan penkes
Ø
Melakukan kontrak waktu yang akan
datang
Ø
Menyampaikan salam penutup
|
Ø
Pasien dan keluarga menjawab salam
Ø
Pasien dan keluarga menerima
perkenalan
Ø
Pasien dan keluarga mengerti tentang
tujuan penkes
Ø
Pasien dan keluarga menyetujui
kontrak waktu
Ø
Pasien dan keluarga mau menyampaikan
pendapat
Ø
Pasien dan keluarga mampu dan mau
untuk mendengarkan ceramah dengan baik dan kooperatif
Ø
Pasien dan keluarga mau bertanya
Ø
Pasien dan keluarga kooperatif dan
mau berpartisipasi dengan baik
Ø
Pasien dan keluarga mau mendengarkan
Ø
Pasien dan keluarga menjawab
pertanyaan perawat
Ø
Pasien dan keluarga memperhatikan
Ø
Pasien dan keluarga menyetujui
kontrak waktu
Ø
Pasien dan keluarga menjawab salam
|
VII.
Metode Penyuluhan
a.
Ceramah
b.
Tanya jawab
c.
Diskusi
VIII.
Setting Penyuluhan
![]() |
|
IX.
Alat dan Media Penyuluhan
Leaflet
X.
Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan pasien dan keluarga sudah
terlaksana dengan baik berupa kontrak waktu, topik, dan tempat
b. Persiapan alat bantu dan media yang
digunakan untuk Penkes
2. Evaluasi Proses
a. Pasien dan keluarga mampu mengikuti Penkes
dengan baik sampai selesai
b. Pasien dan keluarga kooperatif dalam
mengikuti Penkes
c. Pasien dan keluarga dapat bekerjasama
dengan perawat
d. Media dan alat bantu dapat digunakan
dengan baik
e. Lingkungan mendukung dalam pelaksanaan
Penkes
3. Evaluasi Hasil
a. Evaluasi kognitif
Setelah
mengikuti Penkes, diharapkan pasien dan keluarga mampu :
1) Menjelaskan pengertian dari halusinasi
2) Menjelaskan faktor yang mempengaruhi
halusinasi
3) Menjelaskan tanda dan gejala dari
halusinasi
4) Menjelaskan penatalaksanaan dari
halusinasi
b. Evaluasi efektif
1) Keluarga akan mampu memberikan
penatalaksanaan atau cara untuk mengurangi halusinasi pada salah satu anggota
keluarga yang menderita halusinasi
2) Keluarga dapat mengatasi anggota
keluarganya apabila sedang mengalami halusinasi
c. Evaluasi psikomotorik
Keluarga
mampu menerapkan penatalaksanaan pada anggota keluarga mereka dengan halusinasi
XI. Daftar Pustaka
1) Dirjen, Keswa. 1996. Standar Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa,
Edisi
1. Direktorak Kesehatan Jiwa RSJP : Bandung
2) Keliat, B.A. 1998. Proses Perawatan Kesehatan Jiwa
(Terjemahan).
EGC :
Jakarta
3) Handout Keperawatan Jiwa
4) Keliat. B.A. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi
2.
EGC :
Jakarta
5) Carpenito, Lynda Tuail. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8.
EGC : Jakarta
Lampiran Materi
PENGERTIAN
Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi
dimana klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu
penerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami
suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus eksteren/ persepsi palsu
(Maramis, 2005).
.
FAKTOR
PREDISPOSISI :
1. Faktor
perkembangan :
Tugas perkembangan
terganggu, misalnya rendahnya kontrol dan kehangatan keluarga menyebabkan tidak
mampu mandiri sejak kecil
2. Faktor
sosio kultural :
Seseorang merasa tidak
diterima lingkungannya sejak bayi akan merasa disingkirkan, kesepian, tidak
percaya pada lingkungannya.
3. Faktor
biokimia :
Stres yang berlebihan
dialami seseorang maka didalam tubuh akan dihasilkan suatu zat yang dapat
bersifat halusinogenik neuokimia.
4. Faktor
Psikologis :
Tipe kepribadian lemah
dan tidak bertanggung jawab mudah terjerumus pada penyalahgunaan zat adiktif
berpengaruh pad ketidakmampuan mengambil keputusan yang tepat demi masa
depannya, lebih memilih kesenangan sesaat.
5. Faktor
genetik dan pola asuh :
Faktor keluarga
menunjukkan hubungan yang sangat berpengaruh pada halusinasi.
FAKTOR PRESIPITASI
- Faktor biologis :
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak yang mengatur
proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak akibatnya
tidak mampu secara selektif menanggapi stimulus yang diterima oleh otak untuk
di interpretasikan.
2. Faktor
stress lingkungan :
Ambang toleransi stress
berinteraksi terhadap stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya perilaku.
3. Sumber
koping :
Mempengaruhi respon
individu dalam menanggapi stressor.
TANDA DAN GEJALA :
1. Bicara,
senyum, dan tertawa sendiri
2. Menarik
diri dan menghindar dari orang lain
3. Tidak
dapat membedakan antara keadaan nyata dan tidak nyata
4. Tidak
dapat memusatkan perhatian
5. Curiga,
bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain, dan lingkungan )dan takut
6. Ekspresi
muka tegang, mudah tersinggung.
PENATALAKSANAAN :
1. Psikoterapetik
:
a. Membina
hubungan saling percaya
b. Membantu
untuk mengenal halusinasinya
c. Membantu
mengontrol halusinasi
2. Lingkungan
terapeutik
Menciptakan lingkungan
fisik yang menyesuaikan realitas
3. Kegiatan
hidup sehari-hari
a. Membimbing
memenuhi kebutuhan nutrisi
b. Membimbing
melaksanakan kebersihan diri
4. Somatik
a. Menyediakan
dan memberi obat
b. Memastikan
obat diminum secara teratur
KONTRAK
BELAJAR
Nama Mahasiswa :
NIM :
Topik :
Asuhan keperawatan klien dengan isolasi sosial : menarik diri
Ruang :
Wijaya kusuma
Nama Pembimbing : 1.
Tujuan Umum
|
Tujuan Khusus
|
Sumber Pembelajaran
|
Strategi
Pembelajaran
|
Pencapaian Tujuan
|
Kriteria Penilaian
|
Setelah menyelesaikan LKK jiwa, saya mampu memberikan asuhan
keperawatan pada pasien menarik diri
|
Setelah menyelesaikan proses pembelajaran saya mampu :
1. Memahami
pengertian menarik diri
2. Mengetahui
tentang rentang respon menarik diri
3. Mengetahui
faktor predisposisi dan presipitasi
4. Mengetahui
tanda dan gejala menarik diri
5. Mengetahui
mekanisme koping menarik diri
6.
Memahami dan mampu membuat
askep pada pasien menarik diri yang meliputi :
- pengkajian
- diagnosa keperawatan
- perencanaan
- implementasi
- evaluasi
|
1.Dirjen, Keswa. 1996. Standar Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa,
Edisi 1. Direktorak Kesehatan Jiwa
RSJP : Bandung
2.Keliat, B.A. 1998. Proses Perawatan Kesehatan Jiwa
(Terjemahan).
EGC : Jakarta
3.Khairil Anwar, Handout Keperawatan
Jiwa Isolasi menarik diri. Tidak dipublikasikan.
4.Keliat. B.A. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa,
Edisi 2.
EGC : Jakarta
5.Carpenito, Lynda Tuail. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi
8.
EGC : Jakarta
|
-
Membaca buku referensi
-
Diskusi dengan ekspert
-
Study kasus
|
-
Membuat laporan pendahuluan
-
Membuat laporan askep
-
Membuat resume
|
Saya akan mendapatkan nilai jika saya mampu memahami TUK :
A : TUK 1
– 6
B : TUK 1
– 4
C : TUK 1
– 3
D : TUK 1
E : Tidak melaksanakan
|
Tanggal
persetujuan :
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik Mahasiswa
Comments
Post a Comment