TAK STIMULASI SENSORI



PROPOSAL TAK STIMULASI SENSORI


       I.            Judul              : TAK stimulasi sensori
    II.            Pelaksanaan   :
Hari                 : Selasa
Tanggal           : 26Mei 2015
Waktu             : ± 30 menit
 III.            Sasaran          : Pasien Halusinasi
 IV.            Tujuan
Tujuan umum  : Setelah dilakukan terapi dalam beberapa jangka waktu diharapkan klien bisa merubah perilakunya dari yang maladaptif menjadi adaptif.
Tujuan khusus :
a.       Peningkatan kepekaan terhadap stimulus
b.      Peningkatan kemampuan merasakan keindahan
c.       Peningkatan apresiasi terhadap lingkungan
    V.            Tinjauan teori            :
TAK stimulasi sensori adalah TAK yang diadakan dengan memberikan stimulus tertentu kepada klien sehingga terjadi perubahan perilaku.
Terapi Aktivitas Kelompol (TAK) adalah upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Salah satu gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah  gangguan sensori persepsi: Halusinasi merupakan salah satu masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana pasien mengalami perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang diderita klien diantaranya dapat menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan asyik dengan fikirannya sendiri. Salah satu penanganannya yaitu dengan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok.
Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di RSJ Dr Soedjarwadi Jateng  khususnya Ruang Geranium sebagian besar pasien menderita halusinasi. Oleh karena itu maka kami menganggap dengan Therapy Aktivitas Kelompok (TAK) klien dengan gangguan sensori persepsi dapat tertolong dalam hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya namun tentu saja klien yang mengikuti therapy ini adalah klien yang sudah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga pada saat TAK klien dapat bekerjasama dan tidak mengganggu anggota kelompok yang lain.

 VI.            Pengorganisasian kelompok
Leader             :
Fasilitator        : 1.
                          2.
                          3.
Observer          :
Pasien              :


leader
Tugas:
a. Memimpin jalannya therapy aktifitas kelompok.
b. Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya therapy.
c. Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.
d. Memimpin diskusi kelompok.
  

   Fasilitator
Tugas:
a.       Ikut serta dalam kegiatan kelompok.
b.      Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif mengikuti jalannya therapy.
Observer
Tugas:
a.       Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia).
b.      Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga penutupan.

Metode
1.      Diskusi
2.      Sharing Persepsi


VII.            Setting Tempat

VIII.            Media / Alat              
1.      Kertas HVS
2.      Crayon

 IX.            Langkah kegiatan
1.      Persiapan
a.       Membuat kontrak dengan klien yang sesuai indikasi : klien halusinasi
b.      Mempersiapkan alat dan tempat
2.      Orientasi
a.       Salam teraupeutik       : Terapis mengucapkan salam
b.      Evaluasi / validasi       : Terapis menanyakan perasaan klien hari ini
c.       Kontrak                       :
1)      Terapis menjelaskan tujuan kagiatan
2)      Terapis menjelaskan aturan main yaitu :
a.       Klien harus mengikuti kegiatan dari awal sampai dengan akhir
b.      Bila ingin keluar dari kelompok, klien harus meminta izin kepada terapis
c.        Lama kegiatan ±30 menit
3.      Tahap kerja
a.       Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu menggambar dan cerita hasil gambar kepada klien lain.
b.      Terapis membagikan kertas dan pensil, satu pasang untuk setiap klien.
c.       Terapis meminta klien menggambar apa saja sesuai dengan perasaan hatinya.
d.      Sementara klien mulai menggambar, terapis berkeliling dan memberi penguatan kepada klien untuk meneruskan menggambar, jangan mencela klien
e.       Setelah selesai semua menggambar, terapis meminta masing-masing klien untuk menceritakan gambar yang telah dibuatnya. Yang harus di ceritakan adalah gambar apa dan apa makna gambar tersebut menurut klien.
f.       Kegiatan dilakukan sampai semua klien mendapat giliran.
g.      Setiap kali klien selesai meneritakan gambarnya, terapis mengajak klien lain bertepuk tangan.
4.      Terminasi
5.      Evaluasi
a.       Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b.      Terapis memberikan pujian atas pencapaian kelompok
6.      Tindak lanjut : Terapis menganjurkan klien untuk mengekspresikan perasan melalui gambar.
7.      Kontrak yang akan datang
a.       Terapis menyepakati kegiatan TAK berikutnya
b.      Terapis menyepakati waktu dan tempat TAK

    X.            Evaluasi dan Dokumentasi

No
Aspek Yang Dinilai
Nama Peserta TAK
1
Mengikuti kegitan sampai akhir








2
Menggambar sampai selasai








3
Menceritakan jenis gambar








4
Menceritakan makna gambar









Petunjuk :
Dilakukan = 1        Tidak dilakukan = 0




Daftar Pustaka


1.      Kelliat.B A, 2005, Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok, EGC, Jakarta
2.      Maslim. R, 2003, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ III, Bag. Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya, Jakarta
3.      Nurjannah I, 2004, Pedoman Penanganan pada Gangguan Jiwa, Mocomedia,  Yogyakarta
4.      Soekarto. A, 1997, Psikiatri Klinik Ed.3, Bag. Ilmu Kedokteran Jiwa FK
UGM, Yogyakarta


Akun IG @radityagembrot


Comments

Popular posts from this blog

SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) HALUSINASI

SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN JIWA LANSIA