SATUAN ACARA PENYULUHAN TENTANG BAHAYA NAPZA
SATUAN
ACARA PENYULUHAN
TENTANG
BAHAYA NAPZA
SATUAN ACARA
PENYULUHAN BAHAYA NAPZA
Topik
: Bahaya NAPZA
Judul
: Bahaya NAPZA dikalangan remaja
Sasaran
: Siswa-siswa SMA xxx
Hari, Tanggal
: November 2015
Waktu
: 40 menit
Tempat
: Aula SMA xxx
A. TUJUAN
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama ± 40 menit diharapkan peserta
penyuluhan mampu memahami tentang narkotika, alkohol, psikotrpika, dan zat
adiktif lainnya.
2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama ± 40 menit diharapkan peserta
penyuluhan dapat menjelaskan:
- Menjelaskan pengertian tentang NAPZA dan macamnya.
- Menyebutkan Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA.
- Menyebutkan tanda dan gejala ketergantungan obat.
- Menyebutkan bahaya penggunaan NAPZA.
- Menyebutkan cara pencegahan penggunaan NAPZA
B. MATERI/ISI
- Pengertian dan macam- macam NAPZA.
- Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA.
- Tanda dan gejala ketergantungan obat.
- Bahaya penggunaan NAPZA.
- Cara pencegahan penggunaan NAPZA
C. SASARAN
Sasaran penyuluhan adalah siswa-siswa SMA xxx
D. METODE PEMBELAJARAN
Metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi dan tanya jawab
E. MEDIA PENYULUHAN
– Leaflet
– Power Point
F. PELAKSANAAN
KEGIATAN
No
|
Kegiatan
|
Penyuluh
|
Peserta
|
Waktu
|
|
Pembukaan
|
– Memberi salam dan perkenalan
– Menjelaskan tujuan, manfaat dan cakupan materi
|
– Menjawab salam
– Mendengarkan dan memperhatikan
|
5 menit
|
|
Kegiatan Inti
|
– Menjelaskan
pengertian dan macam-macam NAPZA.
– Menjelaskan Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA.
– Menjelaskan tanda dan
gejala ketergantungan obat.
– Menjelaskan bahaya
penggunaan NAPZA.
– Menjelaskan Cara
pencegahan penggunaan NAPZA
|
–Mendengarkan dan memperhatikan
– Memperhatikan dan menyimak.
– Bertanya jika ada yang tidak jelas.
|
25 menit
|
|
Penutup
|
– Berdiskusi mengenai materi
yang disampaikan
– Mengevaluasi pengetahuan
siswa-siwa tentang materi yang disampaikan dengan memberi sesi tanya jawab
– Menyimpulkan materi yang
telah disampaikan.
– Memberi salam
|
– Bertanya atau menjawab
pertanyaan
– Mendengarkan dan
memperhatikan
– Menjawab salam
|
10 menit
|
G. SETTING
TEMPAT
|
||||||||||||
|
||||||||||||
|
|
|
H. EVALUASI
1. Evaluasi
Struktur
- Menyiapkan SAP
- Menyiapkan media
- Menyiapkan tempat
- Kontrak waktu dengan sasaran
2. Evaluasi Proses
- Kegiatan penyuluhan dilakukan sesuai jadwal yang direncanakan
- Peserta penyuluhan kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses penyuluhan
3.
Evaluasi Hasil
- Peserta mampu menjelaskan kembali pengertian NAPZA
- Peserta mapu menyebutkan faktor penyebab penyalahgunaan NAPZA
- Peserta mampu menyebutkan apa saja bahaya NAPZA
- Peserta mampu menjelaskan cara mencegah penyalahgunaan NAPZA
LAMPIRAN MATERI NAPZA
A. Pengertian
NAPZA merupakan singkatan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya
nyag bekerja pada pusat penghayatan kenikmatan otak sebagaimana kenikmatan
sensasi, makan, dan stimulasi seksual. Karena itu bagi yang sudah menghayatinya
selalu muncul dorongan kuat untuk menggunakan napza guna memperoleh kenikmatan
lahir batin atau eforia. Semakin kuat napza mempengaruhan pusat-pusat penghayatan
maka semakin kuat pula potensi ketergantungan yang akan ditimbulkan.
NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif
lainnya. Kata lain yang sering dipakai adalah Narkoba (Narkotika, Psikotropika
dan Bahan-bahan berbahaya lainnya)
NARKOTIKA: zat-zat alamiah maupun buatan (sintetik) dari bahan
candu/kokaina atau turunannya dan padanannya – digunakan secara medis atau
disalahgunakan yang mempunyai efek psikoaktif.
ALKOHOL : zat aktif dalam berbagai minuman keras, mengandung
etanol yang berfungsi menekan syaraf pusat
PSIKOTROPIKA: adalah zat-zat dalam berbagai bentuk pil dan obat
yang mempengaruhi kesadaran karena sasaran obat tersebut adalah pusat-pusat
tertentu di sistem syaraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang). Psikotropik
meliputi : Ecxtacy, shabu-shabu, LSD, obat penenang/ tidur, obat anti depresi
dan anti psikosis.
ZAT ADIKTIF lainnya yaitu zat-zat yang mengakibatkan
ketergantungan (aseton, thinner cat, lem). Zat-zat tersebut sangat berbahaya
karena bisa mematikan sel-sel otak. Zat adiktif juga termasuk nikotin
(tembakau) dan kafein (kopi).
NAPZA adalah zat-zat kimiawi yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia, baik secara
oral (melalui mulut), dihirup (melalui hidung) maupun intravena (melalui jarum
suntik) sehingga dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan
perilaku seseorang. Penggunaan NAPZA berlanjut akan mengakibatkan
ketergantungan secara fisik dan/ atau psikologis serta kerusakan pada sistem
syaraf dan organ-organ otonom. NAPZA terdiri atas bahan-bahan yang bersifat
alamiah (natural) maupun yang sintetik (buatan). Bahan alamiah terdiri atas
tumbuhan dan tanaman, sedangkan yang buatan berasal dari bahan-bahan kimiawi.
B. Berbagai Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA
Pada setiap kasus, ada berbagai penyebab yang khas mengapa seseorang
menyalahgunakan NAPZA dan ketergantungan. Artinya, mengapa seseorang akhirnya
terjebak dalam perilaku ini merupakan sesuatu yang unik dan tidak dapat
disamakan begitu saja dengan kasus lainnya. Beberapa faktor yang berperan pada
penyalahgunaan NAPZA adalah :
- Faktor Keluarga
Faktor orangtua atau keluarga
yang ikut menjadi pencetus remaja menjadi penyalahgunaan napza adalah orangtua
yang:
a.
Kurang komunikatif dengan anak dan terlalu menuruti
kemauan anak (permisif).
b.
Terlalu sibuk dan kurang memberi perhatian pada anak,
Tidak sepaham dalam mendidik anak.
c.
Keluarga yang memiliki sejarah (termasuk orangtua)
mengalami ketergantungan NAPZA
d.
Keluarga dengan orangtua yang otoriter. Di sini peran
orangtua sangat dominan, dengan anak yang hanya sekadar harus menuruti apa kata
orang tua dengan alasan sopan santun, adat istiadat, atau demi kemajuan dan
masa depan anak itu sendiri tanpa diberi kesempatan untuk berdialog dan
menyatakan ketidaksetujuannya.
e.
Keluarga yang perfeksionis, yaitu keluarga yang
menuntut anggotanya mencapai kesempurnaan dengan standar tinggi yang harus
dicapai dalam banyak hal.
f.
Keluarga yang neurosis, yaitu keluarga yang diliputi
kecemasan dengan alasan yang kurang kuat, mudah cemas dan curiga, dan sering
berlebihan dalam menanggapi sesuatu.
- Faktor Kepribadian
Kepribadian penyalahguna NAPZA juga turut berperan dalam perilaku ini. Pada
remaja, biasanya penyalahguna NAPZA memiliki konsep diri yang negatif dan harga
diri yang rendah. Perkembangan emosi yang terhambat, dengan ditandai oleh
ketidak mampuan mengekspresikan emosinya secara wajar, mudah cemas, pasif
agresif dan cenderung depresi, juga turut mempengaruhi.
Selain
itu, kemampuan remaja untuk memecahkan masalahnya secara adekuat berpengaruh
terhadap bagaimana ia mudah mencari pemecahan masalah dengan melarikan diri.
Hal ini juga berkaitan dengan mudahnya ia menyalahkan lingkungan dan lebih
melihat faktor- faktor di luar dirinya yang menentukan segala sesuatu. Dalam hal
ini, kepribadian yang dependen dan tidak mandiri memainkan peranan penting
dalam memandang NAPZA sebagai satu-satunya pemecahan masalah yang dihadapi.
Sangat
wajar bila dalam usianya remaja membutuhkan pengakuan dari lingkungan sebagai
bagian pencarian identitas diri. Namun bila ia memiliki kepribadian yang tidak
mandiri dan menganggap segala sesuatunya harus diperoleh dari lingkungan, akan
sangat memudahkan kelompok teman sebaya untuk mempengaruhinya menyalahgunakan
NAPZA. Di sinilah sebenarnya peran keluarga dalam meningkatkan harga diri dan
kemandirian pada anak remajanya.
- Faktor Kelompok
Kelompok
teman sebaya dapat menimbulkan tekanan kelompok, yaitu cara teman-teman atau
orang-orang seumur untuk mempengaruhi seseorang agar berperilaku seperti
kelompok itu. Tekanan kelompok dialami oleh semua orang bukan hanya remaja,
karena pada kenyataannya semua orang ingin disukai dan tidak ada yang mau
dikucilkan.
Kegagalan untuk memenuhi tekanan dari kelompok teman sebaya, seperti
berinteraksi dengan kelompok teman yang lebih populer, mencapai prestasi dalam
bidang olah raga, sosial dan akademik, dapat menyebabkan frustrasi dan mencari
kelompok lain yang dapat menerimanya. Sebaliknya, keberhasilan dari kelompok
teman sebaya yang memiliki perilaku dan norma yang mendukung penyalahgunaan
NAPZA dapat muncul.
- Faktor Kesempatan
Ketersediaan NAPZA dan kemudahan memperolehnya juga dapat dikatakan sebagai
pemicu. Indonesia yang sudah menjadi tujuan pasar narkotika internasional,
menyebabkan zat-zat ini dengan mudah diperoleh. Bahkan beberapa media massa
mendapat informasi bahwa para penjual narkotika menjual barang dagangannya di
sekolah-sekolah, termasuk sampai di SD. Penegakan hukum yang belum sepenuhnya
berhasil tentunya dengan berbagai kendalanya juga turut menyuburkan usaha
penjualan NAPZA di Indonesia.
- Faktor lingkungan
Lingkungan masyarakat yang bayak berperan dalam menentukan karakteristik
seseorang, sifat serta perilaku seseorang akan sangat berpengarug terhadap
penyalah gunaan obat tersebut karena kondisi lingkungan yang kurang aktiv dalam
upaya pemberantasan peredaran obat- obatan tersebut atau sikap tak acuh seolah
membiarkan penyalahgunaan napza.
C. Tanda dan gejala ketergantungan obat
Tanda-tanda umum untuk mengenali apakah anak sudah mulai terlibat dalam
penyalahgunaan NAPZA:
- Perubahan Fisik
- Badan kurus
- Tampak mengantuk
- Mata merah, cekung
- Bekas suntikan/goresan di lengan /kaki
2. Perubahan
Perilaku
- Emosi labil
- Takut sinar/air
- Menyendiri
- Bohong/mencuri.
- Menjual barang
- Pergi tanpa pamit
- Halusinasi
- Paranoid
D. Bahaya penggunaan NAPZA.
Semua jenis obat dan zat dapat membahayakan tubuh bila digunakan tidak
sesuai dengan aturan pemakaiannya. Efek obat akan sangat tergantung pada
berbagai faktor yang saling berinteraksi. Seberapa besar efeknya bagi tubuh
tergantung pada jenis obat yang digunakan, berapa banyak dan sering digunakan,
bagaimana cara menggunakan obat itu, dan apakah digunakan bersama obat lain.
Efek obat terhadap tubuh manusia juga tergantung dari berbagai faktor
psikologis seperti kepribadian, harapan atau perasaan saat memakai, dan faktor
biologis seperti berat badan, kecenderungan alergi, dll. Secara fisiologis
organ tubuh yang paling banyak dipengaruhi adalah sistem syaraf pusat (SSP) ,
termasuk otak dan sumsum belakang organ-organ otonom seperti jantung,
paru-paru, hati, ginjal, dan pancaindera. Kerusakan pada organ-organ tubuh itu
menghilangkan dan merusak fungsi-fungsi tubuh pemakai sebagai manusia normal,
sehingga selanjutnya pemakai tidak dapat lagi hidup normal.
NAPZA
membahayakan hidup pemakai sendiri maupun orang lain. Bagi pemakai, selain
tidak dapat hidup normal, ia juga bisa menghadapi kematian karena overdosis
atau penyakit lain. Para pemakai NAPZA biasanya juga menjadi beban bagi
orang-orang lain di sekitarnya mulai dari keluarganya sendiri sampai masyarakat
luas.
Orang yang menyalahgunakan NAPZA disebut pengguna obat biasanya tidak
dapat hidup normal. Penyalahgunaan obat menciptakan ketergantungan fisik maupun
psikologis pada tingkat yang berbeda-beda. Ketergantungan atau kecanduan
menyebabkan pengguna tidak dapat hidup tanpa obat. Ketergantungan dimulai
ketika orang dengan sadar memilih untuk menyalahgunakan obat. Ketergantungan
bukan hanya berarti memakai obat secara berlebih. Ketergantungan disebabkan
efek obat pada kerja dan metabolisme otak yang merubah penyalahgunaan menjadi
ketergantungan akan obat dan sebuah penyakit kronis.
Ketergantungan fisik menyebabkan timbulnya rasa sakit luar biasa bila ada
usaha untuk mengurangi pemakaiannya atau bila pemakaian akan dihentikan.
Ketergantungan secara psikologis menimbulkan tingkah laku yang kompulsif
(berkeras, ngotot) untuk memperoleh obat-obatan tersebut Ketergantungan ini
menyebabkan perilaku orang tersebut menjadi aneh dan kadang-kadang tak
terkendali.
Keadaan ini semakin buruk manakala tubuh sang pemakai menjadi kebal,
sehingga kebutuhan tubuh akan zat yang biasa dipakainya tersebut meningkat
untuk dapat sampai pada efek yang sama “tingginya” (disebut toleransi). Dosis yang
tinggi dan pemakaian yang sering diperlukan untuk menenangkan keinginan yang
besar. Semakin tinggi dosis dan semakin sering pemakaian, semakin besar
kemungkinan pemakai mengalami over dosis (takaran melebihi kemampuan tubuh
menerimanya) yang menyebabkan kematian.
Penyalahgunaan NAPZA menimbulkan berbagai perasaan enak, nikmat, senang,
bahagia, tenang dan nyaman pada pemakainya. Tetapi perasaan positif ini hanya
berlangsung sementara, yaitu selama zat bereaksi dalam tubuh. Begitu efek NAPZA
habis, yang terjadi adalah justru rasa sakit dan tidak nyaman sehingga pemakai
merasa perlu menggunakannnya lagi. Hal ini terus berulang sampai pemakai
menjadi tergantung. Ketergantungan pada NAPZA inilah yang mengakibatkan
berbagai dampak negatif dan berbahaya, baik secara fisik, psikologis maupun
sosial.
a. Fisik : sistim syaraf
pusat yaitu otak dan sum-sum tulang belakang, organ-organ otonom (jantung,
paru, hati, ginjal) dan pancaindera.
b. Psikologis atau kejiwaan
: Perasaan tertekan bila tidak memakai obat tersebut, percobaan bunuh diri
karena tidak dapat mendapatkan obat yang dibutuhkan, melakukan tindak
kekerasan.
c. Sosial dan Ekonomi :
Merugikan keluarga, sekolah, lingkungan, masyarakat bahkan bangsa.
d. Hukum Dan Keamanan : Pemakai
NAPZA seringkali tidak dapat mengendalikan diri dan bersikap sesuai dengan
norma-norma umum masyarakat dan hal itu melanggar hukum yang berlaku di negera
Indonesia.
e. Lingkungan : pengguna
NAPZA akan cenderung berperilaku tidak sesuai dengan norma dalam masyarakat.
E. Cara Pencegahan Penggunaan NAPZA
Penyembuhan ketergantungan Napza di bagi menjadi tiga bagian yaitu
pencegahan, terapi (pengobatan) dan rehabilitasi. Terapi di bagi menjadi dua
tahapan, detoksifikasi (membersihkan Napza dari tubuh ) dan pasca detoksifikasi
( pemantapan ), yang dalam pengobatannya bermaksud bukan hanya fisik pasien
yang disembuhkan tetapi juga kejiwaan, sosial dan keimanannya.
1. Peranan Diri
Sendiri
- Jangan pernah mencoba
- Bergaul dengan selektif
- Jadi diri sendiri
- Melakukan kegiatan yang positif
- Pendirian yang teguh
- Kenali lingkungan dengan benar
- Kenali dengan benar informasi tentang Napza
- Mendekatkan diri dengan Tuhan
2.
Peranan Orang Tua
- Menciptakan keluarga yang harmonis
- Menanamkan rasa tanggung jawab dan percaya diri
- Menciptakan komunikasi secara terbuka dan harmonis
- Menyalurkan hobi dan bakatnya secara positif
- Memperlakukan anak secara adil
3.
Peranan Masyarakat
- Gerakan kampanye anti Napza
- Bekerjasama dengan orang yang berpengaruh
4.
Peranan Pemerintah
- UU tentang Narkotika dan Psikotropika
- Pembentukan LSM
- Pembentukan Tempat Rehabilitasi
Meskipun kita harus bergaul dengan sesama teman
tanpa memilih-milih, namun kita harus tetap menjaga agar pergaulan tidak
merugikan dan membahayakan diri kita. Sedekat apapun hubungan pertemanan kita,
kita harus selalu berani menolak ajakan yang :
- Tidak bermanfaat (misalnya nonkrong sambil mengisap ganja sampai malam).
- Jelas merugikan atau melanggar aturan (misalnya permintaan untuk menjualkan obat/NAPZA).
- Menakutkan atau mencurigakan (misalnya menemui bandar NAPZA).
- Menolak ajakan teman tidak perlu dilakukan dengan kasar atau marah, tetapi dapat dilakukan dengan halus dan sopan tetapi harus tegas, dan dengan alasan yang masuk akal. Dengan cara yang baik tetapi tegas, teman yang mengajak dapat mengerti dan berhenti merayu atau memaksa kita. Carilah alasan yang tepat untuk menolak seperti : “terima kasih, tapi saya tidak mau karena saya tidak suka nongkrong”, “terima kasih, tapi saya tidak mau terlibat dalam kegiatan yang merugikan saya”, “saya tidak mau karena saya harus mengerjakan hal penting di rumah”.
- Bentengi dirimu dengan iman dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Karena dirimu sungguh berarti. Masa depan yang cerah menantimu selalu. Say No To Drug.
Daftar pustaka
Depkes RI. (2000). Pedoman Terapi Pasien Ketergantngan Narkotika dan Zat
Adiktif Lainnya. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Depkes RI. Jakarta.
Imran, (1999). Narkoba dan Remaja. Penerbit: PKBI Bandung
Margono, Hendy (2002). Gangguan Mental Prilaku Akibat Penggunaan Zat
Psikoaktif. Kumpulan Catatan Kuliah Ilmu Keperawatan Jiwa Program Studi S1
Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya.
Comments
Post a Comment